Dibalik suksesnya ibadah yang dilakukan pada 14 Februari hingga 24 Februari lalu, ungkap Giri Fajar Wibawa, pihak pesantren melakukan persiapan yang tidak mudah selama 6 bulan sebelum keberangkatan.
Dimulai dari mengurus paspor, memastikan para santri telah divaksin lengkap dan melakukan pelatihan manasik haji/umrah yang sudah menjadi kurikulum pondok pesantren.
"Membuat paspor untuk para santri ini tidak mudah sebab kendalanya banyak yang belum memiliki KTP. Ada juga usianya yang belum genap 17 tahun. Maka enam bulan itu kami berusaha membereskan urusan paspor dan mengejar vaksin bagi santri yang belum lengkap vaksinnya," ungkapnya.
Giri Fajar Wibawa menambahkan, dana umroh yang digunakan para santri diambil dari bayaran perbulan sebesar Rp1,7 juta. Bayaran bulanan tersebut sudah termasuk ke dalam fasilitas pesantren mencangkup biaya makan, kegiatan belajar, ekstra kurikuler dan laundry.
"Kami merupakan sekolah elit, tapi elit dari pelayanan dan kualitas pendidikan bukan dari biaya masuk atau bayaran per bulannya. Jadi program umroh ini merupakan komitmen pondok untuk para santri," katanya.
Viralnya umroh santri pondok pesantren Darul Arqam diharapkan Giri Fajar Wibawa menjadi inspirasi bagi pondok pesantren lain.
"Saat ini pemerintah mendorong bagaimana caranya pondok pesantren bisa mandiri. Bahkan Gubernur Jawa Barat membuat program One Product One Pesantren agar pesantren dapat mandiri secara ekonomi. Dan Darul Arqam bisa membuktikan itu," tuturnya.
Azril Ibrahim salah satu santri selaku pengunggah video tidak pernah menyangka jika momen dirinya umroh bersama teman-temannya di pesantren menjadi viral.
"Kaget dan senang sekali saat tahu banyak yang nonton sampai banjir komentar di media sosial. Padahal awalnya saya cuma iseng mengunggah video itu. Gak taunya malah heboh sampai orang terdekat juga pada nanya," ujar Azril Ibrahim.
Pengalaman beribadah satu angkatan sekolah menjadi kisah yang berkesan bagi santri asal Batam tersebut. Bahkan sudah ia nantikan sejak awal menetap di pondok.
Editor : ii Solihin