"Ya mudah-mudahan (dilepas oleh Menteri Agama), karena Garut kloter pertama di Jawa Barat dan ini mudah-mudahan saja bisa (menjadi) kloter pertama nasional, mudah-mudahan saja," ucapnya.
Seluruh jumlah jamaah haji dari kabupaten Garut berjumlah 6 kloter, dimana 4 kloter asli berasal dari Garut, dan 2 kloter lainnya tergabung dengan daerah lain yaitu dengan Cirebon dan Bandung.
"Insya Allah sampai dengan hari H itu semua jamaah sudah siap, dokumen sudah siap, tinggal menunggu jadwal saja," tuturnya.
Cece menjelaskan, berkaitan dengan kenaikan harga pemberangkatan haji tidak terlalu berdampak secara signifikan, karena sampai saat ini para jamaah yang batal berangkat umumnya karena alasan sakit, meninggal dunia, tidak ada mahram, ataupun juga jamaah haji yang beralamat tidak jelas.
"Yang batal itu ada 200 orang, itu yang belum terverifikasi, ada yang meninggal dunia, mungkin karena alamatnya tidak jelas, dia udah keluar dari Garut, macam-macam pak itu orang-orang yang belum terverifikasi,"kata Cece.
Selain menjaga kesehatan dan mengonsumsi vitamin, Cece mengimbau para jamaah maupun keluarga yang akan mengantarkan para jamaah dalam pemberangkatan nanti untuk berhati-hati dan waspada menghindari tindakan pencurian.
Untuk memastikan kesehatan para jamaah, Cece memastikan, pihaknya telah menyiapkan 24 Tim Pembimbing Haji Indonesia (TPHI), yang terdiri dari tenaga kesehatan terdiri dari 1 orang dokter dan 2 orang perawat dari setiap kota.
Editor : ii Solihin