GARUT, iNewsGarut.id – Akhir - akhir ini heboh berita Pemerintah Kabupaten Garut menghabiskan anggaran Rp. 784 juta hanya untuk perjalanan ke luar negeri. Yang mana, kasus tersebut mencuat pasca adanya temuan KPK terkait program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemkab Garut.
Bupati Garut Rudy Gunawan saat ditemu di Pendopo Garut Jumat (1/9/2023) pagi mengaku pihaknya tengah menelusuri terkait ekspos KPK yang mengambil sampel Kabupaten Garut terkait anggaran Kemiskina esktreem ayang didalamnya ada belanja perjalanan dinas keluar negeri.
"Saya sudah perintahkan pak Sekda untuk melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung anggaran yang di soroti KPK itu,"kata Bupati Rudy Gunawan.
Ia mengaku tidak mengetahui mana yang dimaksud dan di Tag oleh KPK tersebut.
"kalau perjalan Dinas yang kita anggarkan adalah untuk pemberangkatan pekerja Migran ke Jepang dan besarannya sudah di realokasi,"ungkapnya.
Namun, seiring dengan pernyataan Bupati Garut, Rudy Gunawan, bukti kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut ada, kondisi itu dialami oleh warga Garut yang tinggal dalam gubuk kecil di tengah kebun. Dia adalah Wa Bandi (60) warga asli Kampung Lebakjaya Rt 01/04, Desa Ciwangi, Kecamatan Bl Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Meski baru tinggal beberapa bulan tinggal di dalam gubuk tak layak huni tersebut dengan ukuran 3x2 meter, namun kondisi memprihatinkan Wa Bandi (60) menjalani kehidupannya sehari - hari tanpa pekerjaan.
"Saya tinggal disini seorang diri. Kalau mau ke kamar kecil atau mau makan, saya menumpang ke anak. Kadang - kadang mereka kirim makanan juga namun saya bingung sudah tua begini mau kerja apa," Tutur Wa Bandi, Kamis (31/8) kemarin.
Ia mengatakan sejak sebelum pandemi tak merasakan bantuan dari pemerintah. Bahkan, katanya, kartu PKH miliknya pun sudah tidak bisa digunakan lagi. Kata Wa Bandi, untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari dirinya membantu pekerjaan sang menantu untuk mengumpulkan rongsokan.
Bandi juga menerangkan bahwa dirinya memiliki lima putra dan putri. Meski terbilang khawatir, Bandi mengaku terpaksa harus tinggal di gubuk sendirian karena sudah tidak berumah tangga lagi.
"Semoga aja ada bantuan dari pemerintah, karena Saya juga untuk makan sehari - hari bantu usaha anak Saya memilah rongsokan,"cetusnya.
Sementara Sekretaris Desa Ciwangi Juanda mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Juanda menjelaskan bahwa pa Bandi baru saja berpisah dengan istrinya. Namun kata Juanda, anak - anak beliau banyak dan berdekatan.
"Saya sudah menghubungi pak RW setempat untuk ditindak lanjuti. Mudah - mudahan, ada solusinya," terang Juanda, Jum'at (1/9/2023).
Editor : ii Solihin