GARUT, iNewsGarut.id – Masalah sampah menjadi permasalahan bersama saat ini khususnya di Kabupaten Garut. Bukan saja sarana prasarananya yang belum memadai, namun juga minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
Memasuki musim penghujan saat ini, rentannya terjadi banjir menjadi kekhawatiran bersama. Seperti di daerah pengkolan Garut yang saat ini sering terjadi banjir setiap kali hujan datang. Banjir tersebut berasal dari luapan air selokan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP), Jujun Juansyah pun menerangkan bahwa partisipasi masyarakat untuk mengurangi sampah masih kurang dari 10 persen.
“Faktanya memang masih banyak masyarakat yang belum sadar untuk mengurangi sampah, untuk tidak membuang sampah sembarangan yang telah kami keluarkan dalam Perda (Kabupaten Garut) Nomor 4 Tahun 2014, berarti sudah 10 tahun lalu,” kata Jujun.
Dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2014 dijelaskan tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga serta pengangkutan sampah dari TPS (Tempat Penampungan Sementara) ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Kesadaran serta literasi pengelolaan sampah masyarakat pun menjadi hal penting dalam mengurangi sampah saat ini. Kemandirian dalam mengolah sampah adalah tujuan utama yang kini DLHKP Garut harapkan.
“Harus ditingkatkan upaya pengurangan sampah di sumber (rumah tangga), yang dikelola oleh masyarakat oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau Karang Taruna yang dibentuk oleh Kepala desa untuk mengolah sampah,” kata Jujun saat ditemui iNewsGarut.id di Universitas Garut kampus 4.
Saat membuka kegiatan Galeri Garut Betah, Nobar dan Refleksi Film Pulau Plastik, pada Selasa (27/2/2024), Jujun menjelaskan bahwa pihak DLHKP Garut memiliki jadwal untuk mengangkut dan membersihkan sampah, yaitu dari pukul 05.30 WIB hingga 08.00 WIB.
Namun, pada kenyataannya masyarakat masih belum paham dan membuang sampah bukan pada waktunya, sehingga penumpukan sampah di TPS tidak pernah usai.
“Pada saat kami turun jam setengah 6 kadang-kadang jam 5 itu selesai rata-rata jam set 8 hingga jam 8, tapi faktanya masyarakat Garut buang sampah itu pada jam 8, jam 9 bahkan ada jam 2 siang,” pungkasnya.
Editor : ii Solihin