GARUT, iNewsGarut.id – Ribuan guru honorer yang tergabung dalam Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) Kabupaten Garut kembali menggelar Aksi Damai di halaman gedung DPRD Kabupaten Garut pada Jumat, (14/6/2024).
Namun aksi damai yang dilakukan oleh peserta aksi sempat ricuh akibat peserta aksi yang tidak diperbolehkan masuk ke gedung DPRD Kabupaten Garut Jawa Barat.
Akibatnya gerbang pembatas yang terjadi aksi dorong mendorong roboh akibat didobrak langsung oleh peserta aksi. Tidak hanya gerbang yang rusak, papan informasi juga dirubuhkan oleh peserta aksi.
Para guru dan tenaga pendidik ini menuntut pemerintah kabupaten untuk memenuhi janji pengangkatan.
Menurut Ma'mol Abdul Faqih DPP FAGAR mengatakan bahwa pihaknya meminta kepada Pemda Garut untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Kami disini (Guru honorer) menuntut dan meminta kepada Pemda Garut untuk diangkat menjadi ASN dan PPPK,"ungkapnya.
Aksi dimulai dari Bunderan Simpang Lima dengan melakukan jalan kaki menuju gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut. Sesampainya di depan gedung DPRD para guru melakukan kegiatan orasi dan menuntut haknya agar diangkat menjadi ASN dan P3K.
Saat itu Peserta aksi melihat pimpinan DPRD mencoba untuk keluar gedung sehingga memancing amarah dari para peserta aksi sehingga memaksa merangsak masuk dengan menerobos pagar yang dijaga oleh Satpol PP dan merusaknya, sementara yang lainnya mencoba meloncati pagar agar bisa masuk.
Setelah masuk ke halaman gedung DPRD semua masa aksi menutup pintu gerbang DPRD dengan harapan tidak ada Pimpinan Dewan dan Anggota Dewan yang keluar gedung DPRD.
Akibat desak-desakan banyak masa aksi yang mengalami pingsan sehingga harus dibawa oleh kepolisian untuk mendapatkan perawatan tim dokkes Polres Garut.
Salah satu peserta Aksi dari Kecamatan Cisompet yang tidak mau disebutkan namanya ini mengatakan aksi ini sebagai bentuk meminta pertanggung jawaban setelah sebelumnya sudah ada penandatangan kesepakatan penambahan kuota.
"Aksi menerobos masuk ke Gedung DPRD ini sebagai bentuk atau ingin kejelasan dari Pemerintah Garut, cape dan tidak bisa berkata-kata lagi setelah seharian berada di depan gedung DPRD,"kata peserta unjuk rasa.
Pantauan di lapangan terlihat plang yang berisi gambar para pimpinan DPRD Kabupaten Garut terlihat rusak dan bergeletakan di tanah serta gerbang masuk DPRD juga rusak karena tidak kuat menahan animo masa yang diperkirakan 2000 lebih orang ini.
Peserta aksi unjuk rasa pun bertahan sampai malam hari, sekira pukul 20.00 WIB terlihat masa masih memadati area halaman Gedung DPRD untuk menunggu keputusan perwakilan mereka yang sedang melakukan audiensi dengan DPRD dan Sekda Kabupaten Garut.
Editor : ii Solihin