Sebelumnya, Provinsi Jabar sudah mengekspor produk kopi mentah ke beberapa negara. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan Tahun 2020 dan 2021, total nilai ekspor kopi Jabar mencapai 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 200 miliar.
Selain itu, Jabar juga sedang mempersiapkan membuka kedai kopi yang dinamakan Jabarano Coffee di beberapa negara. Jabarano Coffee sendiri sudah dibuka di Melbourne, Australia, dan akan dilanjutkan di beberapa negara lainnya.
"Kita juga ada konsep ujung terkait lifestyle kopi yaitu Cafe Jabarano sudah buka di Australia. Oktober ini akan buka di Swiss ya, dan suatu hari di seluruh kota-kota dunia akan hadir kopi-kopi Indonesia khususnya dari Jabar sebagai unggulan diplomasi kopi kira-kira begitu," jelasnya.
Lanjutnya, ia memaparkan bahwa penjualan kopi ke beberapa negara juga semakin mudah dengan adanya teknologi digital. Hal tersebut sejalan dengan Program Petani Milenial yang ingin membuktikan bahwa warga yang tinggal di desa pun bisa memiliki penghasilan seperti di kota.
"Tadi kita monitor prosesnya sangat komprehensif, dan kami bangga di Cikajang Garut ini menghasilkan kopi-kopi yang kelas dunia ya kira-kira seperti itu. Kemudian juga program post covid ekonomi yaitu membawa kembali anak-anak muda pintar, lulusan perguruan tinggi untuk kembali ke desa membangun usaha menjadi pimpinan perusahan, menjadi petani millenial itu adalah konsep yang akan terus dikembangkan di Jabar dan mungkin suatu hari akan menjadi unggulan ke seluruh Indonesia," pungkas Ridwan Kamil.
Editor : ii Solihin