Oknum Dokter di Garut Lecehkan Pasien, Brigade Rakyat: Citra Profesi Terancam

GARUT, iNewsGarut.id – Sekretaris Jenderal Brigade Rakyat, Asep Muhamad Toha, S.Ip, menyampaikan keprihatinan mendalam atas meningkatnya kasus pencabulan yang terjadi di tengah masyarakat.

Menurutnya, fenomena ini mencerminkan kemerosotan moral yang serius dan berpotensi berdampak luas, termasuk pada kesehatan mental dan citra profesi tertentu.

Baca Juga

Polres Garut Tetapkan Ayah dan Paman Sebagai Tersangka Pencabulan Anak Usia 5 Tahun

“Sekjen Brigade Rakyat sangat prihatin dengan peningkatan kasus pencabulan,” ujar Asep Muhamad Toha. Selasa (15/04/2025).

Ia menegaskan bahwa akar persoalan ini terletak pada melemahnya nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat.

Dalam pernyataannya, Toha juga menyinggung potensi dampak yang lebih luas, termasuk pada kondisi mental seorang dokter spesialis yang diduga terlibat dalam kasus serupa. Hal ini memunculkan kekhawatiran baru: bagaimana seorang profesional yang semestinya menjunjung tinggi etika bisa terjerumus dalam tindakan tercela.

Baca Juga

H+5 Arus Balik Lebaran, Satlantas Polres Garut Berlakukan 12 Kali One Way

Brigade Rakyat menilai bahwa keterlibatan oknum dari kalangan medis, jika benar terjadi, merupakan ironi yang menyedihkan dan dapat merusak kepercayaan publik terhadap profesi dokter.

Lebih dari itu, dampak psikologis yang dialami korban terlepas dari latar belakang pelaku juga menjadi sorotan penting.

“Kejadian semacam ini bukan hanya melukai korban, tapi juga menggambarkan perlunya perhatian serius terhadap krisis moral yang tengah berlangsung,” tambah Toha.

Baca Juga

Anak Meninggal Mendadak saat Mudik, Polres Garut Beri Bantuan dan Pengawalan

Brigade Rakyat menyerukan penanganan komprehensif terhadap masalah pencabulan, termasuk edukasi moral, penegakan hukum yang tegas, serta dukungan psikologis bagi korban.

Mereka juga mendorong institusi profesional untuk memperkuat pengawasan dan integritas internal guna mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang.

Editor : ii Solihin