GARUT, iNews.id – Keramasan atau Kuramasan dalam dialek bahasa Sunda, merupakan mandi besar atau mandi taubat yang biasa disebut oleh masyarakat daerah. Berasal dari kata keramas, yang artinya mandi dengan disertai membasuh kepala secara sempurna atau seluruh anggota badan.
Hal tersebut menunjukan sebuah simbol pembersihan dan penyucian diri lahir dan batin, sebagai bagian dalam penyambutan Bulan Suci Ramadhan.
Dalam praktiknya, tradisi ini biasanya dilakukan sehari sebelum pelaksanaan berpuasa Ramadhan berlangsung. Setelah melakukan Keramasan, kemudian melangsungkan mushofahah (saling memaafkan dari segala salah dan dosa).
Seperti yang dilakukan oleh warga masyarakat Kampung Cibojong RW 04, Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, mereka masih membudayakan tradisi Kuramasan ini dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan.
"Kemarin, pada hari Rabu (30/3), kami bersama warga masyarakat Kampung Cibojong Rukun Warga (RW) 04, yang bekerja sama dengan pihak Pemerintah Desa Balewangi, Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Nurulhuda.
Serta pemuda pemudi setempat dan juga pihak lainnya mengadakan acara Kuramasan menyambut Bulan Suci Ramadhan," kata Encep kepada iNews.id, selaku Ketua Pelaksana kegiatan yang dikonfirmasi secara langsung di kediamannya, Kamis (31/3/2022).
Lanjut dikatakan Encep, adapun Mauidoh Hasanah (siraman rohani) dari pihak Ponpes Nurulhuda serta pembagian santuan kepada yatim piatu dan juga lansia yang secara simbolis diberikan kepada Rukun Tetangga (RT) masing-masing di wilayah RW 04 Kampung Cibojong, yang nantinya akan diserahkan kepada penerima santunan tersebut.
"Selain kegiatan Kuramasan, kami juga mengadakan kegiatan santuan bagi anak yatim dan juga lansia sebagai wujud peduli kepada warga masyarakat kami yang dikatakan kurang mampu. Sebagai penutup acara, kami seluruh panitia dan masyarakat melangsungkan makan nasi liweut bersama," pungkasnya.
Editor : ii Solihin