get app
inews
Aa Text
Read Next : Pergerakan Tanah di Desa Jayabakti, 2 Rumah di Kosongkan

20 Rumah di Kampung Genteng Terancam Terjadi Longsor Susulan

Senin, 04 April 2022 | 07:57 WIB
header img
Lokasi terancam bencana tanah longsor atau pergerakan tanah Kampung Genteng, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.

GARUT, iNews.id 20 Rumah warga di wilayah Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, terancam bencana tanah longsor atau pergerakan tanah. Akibatnya, warga yang rumahnya terancam merasa waswas ketika hujan turun. 

Terlebih belum ada penanganan di wilayah titik longsoran tersebut, dan ketika menjelang malam harus mengungsi ke rumah saudara untuk menghindari risiko bencana.

Saat dikonfirmasi langsung oleh iNews.id dilokasi pergeseran tanah rumah yang terdampak, salah satu warga Kampung Genteng, Siti mengatakan, kalau menjelang malam apalagi hujan rumah dikosongkan dan mengungsi ke tetangga ataupin saudara.

"kalau malam jarang ditempatin kadang di atas di rumah saudara ataupun tetangga, apalagi kalau turun hujan takut, gak tenang takutnya longsor lagi," ungkap Siti di Rumahnya Kampung Genteng 01/06, Minggu (3/04/2022) kemarin.

Lanjut Siti berharap kepada pemerintah mohon bantuannya untuk disegerakan biar tentram di rumah," harap Siti.

Sementata itu, Hana selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, ia menyampaikan, kondisi terkini masih terjadi longsoran susulan, pihaknya berharap kepada pemerintah adanya bantuan yang disegerakan.

"Masih sering terjadi longsoran dan pemukiman warga kian terkikis ini saja jalan lingkungan udah hampor habis, apalagi ketika hujan turin sedikit demi sedikot terkikis," paparnya.

Lanjut Hana, kami atas nama masyarakat berharap ada kejelasan dan disegerakan karema ini mengancam keselamatan warga kami "Masalahnya jangan sampai ada pengontrolan tapi tidak ada realisasi terkait longsoran tersebut," katanya.

Rumah yang terancam di Kampung Genteng selurihnya ada 20 rumah, sekali lagi kami berharap kepada pemerintah disegerakan jangan sampai ada janji tapi tidak terbukti. 

"Sejauh ini bantuan dari pemerintah untuk penanggulangan bencana hanya berupa terpal dan paralon saja kemudian selebihnya swadaya masyarkat dan desa gotong-royong membuat rujuk dengan bambu haur di bagian bawah longsoran sebagai upaya pengokohan tanah melalui akar bambu tersebut ," pungkasnya.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut