get app
inews
Aa Text
Read Next : Tani Merdeka: Belum Pernah Ada Presiden Sekeren Ini, Harga Pupuk Subsidi Sampai Diturunkan 20%

Harga Jual Turun Tajam, Perajin Sangkar Burung Garut Bertahan dengan Kualitas

Senin, 17 November 2025 | 17:05 WIB
header img
Salah satu rumah produksi perajin sangkar burung Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Garut. Foto.iNewsGarut.id/ Yoga Sundawa

GARUT, iNewsGarut.id – Sentra kerajinan sangkar burung di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, kini menghadapi tekanan berat akibat anjloknya harga jual dan minimnya dukungan permodalan. Kondisi tersebut disampaikan perajin senior, Lulun Lukmanul Hakim, yang menilai usaha sangkar burung di wilayahnya membutuhkan pengelolaan lebih serius dari pemerintah.

Menurut Lulun, proses pembuatan sangkar burung bukanlah pekerjaan sederhana. Tahapannya dimulai dari pemilihan bahan baku berkualitas hingga finishing dan balancing, yang bisa memakan waktu lebih dari satu minggu.

“Kalau dari nol, mulai bahan mentah sampai balancing itu bisa semingguan lebih. Tergantung pesanan, apakah partai besar atau perorangan,” ujarnya, Senin (17/11/2025).

Sangkar buatan perajin Ciloa banyak diminati pasar, terutama untuk jenis sangkar burung murai. Permintaannya cukup tinggi dan pengirimannya menjangkau berbagai daerah.

“Kebanyakan untuk burung murai. Pengiriman masuk ke Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur,” jelasnya.

Dalam masa permintaan tinggi, produksi dan pengiriman bisa mencapai 60 hingga 120 unit per minggu, bahkan kadang sampai tiga mobil penuh.

Meski perajin mampu menjaga kualitas produk, kondisi pasar justru menekan harga sangkar. Banyaknya penjual baru membuat persaingan semakin keras.

“Harga kandang lagi hancur. Banyak saingan, banyak yang banting harga. Tapi kami tetap jaga kualitas,” kata Lulun.

Ia menyebut, keuntungan yang diperoleh hari ini makin tipis. Bahkan perajin sering kali bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan harian, bukan lagi mendapatkan margin usaha yang layak.

Lulun menyoroti minimnya pengelolaan UMKM kerajinan sangkar di desanya. Padahal, Mekarsari disebut-sebut sebagai desa dengan perputaran ekonomi terbaik di Garut dari sektor sangkar burung.

“Di desa ini tidak ada yang mengelola. Padahal ekonomi Garut yang paling bagus dari sangkar itu ada di sini. Harusnya ada koperasi atau bantuan modal,” ungkapnya.

Pinjaman bank sering kali tidak menjadi solusi karena sistem pembayaran cicilan tidak sejalan dengan perputaran usaha perajin.

“Banyak yang macet kalau pinjam ke bank. Perputaran usaha sangkar itu beda,” tambahnya.

Selain permodalan, perajin juga membutuhkan dukungan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Mesin decal, mesin pemotong otomatis, dan peralatan modern lainnya dinilai penting untuk bersaing di pasar sangkar yang semakin berkembang.

“Kalau pemerintah bisa mengelola lewat BUMDes, masyarakat dan pengrajin akan lebih sejahtera. Teknologi juga harus masuk supaya bisa mengikuti pasar,” harapnya.

Editor : ii Solihin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut