Ia melanjutkan pemerintah hingga kini masih memberlakukan subsidi pada tiga jenis BBM, yaitu Solar, Pertalite, dan Pertamax.
Subsidi yang ditanggung APBN pada 2022 sebesar Rp502 triliun, sambungnya, bisa membengkak menjadi Rp698 triliun jika kuota BBM subsidi yang diterapkan sebanyak 23,05 liter untuk Pertalite dan 15,1 juta liter untuk solar jebol.
"Untuk menanggulangi postur subsidi yang membebani APBN ini, pemerintah berencana mengurangi beban dengan menaikan harga BBM. Tapi perlu diingat, bahwa kenaikan harga BBM tidak sesimpel itu, karena risiko dan dampak turunannya sangat luas," paparnya.
Mewakili mahasiswa, Taufik menyatakan penolakannya terhadap rencana kenaikan harga BBM tersebut. Ia menyarankan agar pemerintah lebih berfokus pada penyaluran BBM bersubsidi agar tidak salah sasaran.
"Terlebih dampak pandemi Covid-19 belum sepenuhnya memulihkan ekonomi masyarakat secara umum dan pelaku UMKM khususnya," ujarnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait