Jadi, warna kertasnya sudah tidak putih lagi, sudah tidak jelas lagi untuk di baca. Dalam bahasa sunda dikenal dengan istilah _"al-Qur'an zaman baheula,( Al-Qur'an yang sudah lama).",terang Fiki.
Bagaimana bisa generasi Islam melanjutkan demi tegaknya Syi'ar Islam dalam kondisi yang seperti itu? Sekarangkan zamannya sudah modern, harus lebih nyaman, lebih enak supaya lebih mudah dan gemar dalam belajar agama. Ini menunjukkan keprihatinan yang sangat prihatin sekali.
"Akhirnya, MPM STAIPI kelompok 4 menyediakan berbagai kebutuhan untuk merenovasi bangunan tempat yang digunakan anak-anak untuk belajar ini yaitu dengan mengecat tembok, memperbaiki atap yang bolong, memperbaiki pintu yang rusak, dan menghias ruangan dengan sangat menarik agar bangunan itu bisa digunakan anak-anak mengaji dengan nyaman.", ucap Fikri.
Masih kata Fikri, MPM kelompok 4 STAIPI Garut ini menyediakan buku-buku yang diperlukan untuk kegiatan belajar serta mengganti semua al-Qur'an yang tidak layak baca.
"Semua itu dilakukan untuk generasi baru, bahwa pengetahuan Islam dan ilmu-ilmu yang lain itu tidak hanya sampai pada guru, ajentan, ustadz, kiai ataupun yang lainnya tapi juga untuk jangka yang berkelanjutan yaitu generasi anak-anak kemudian menjadi pemuda dan pemudi yang percaya diri akan pengetahun Islam dan ilmu-ilmu yang lain.", jelasnya.
"alhamdulillah MPM STAI Persis Garut Kelompok IV bisa menyulap rumah wakaf tersebut menjadi tempat belajar untuk mencetak generasi-generasi muda yang tentunya dapat bermanfaat bagi dirinya khususnya, umumnya bangsa, agama, dan Negara.", pungkas Fikri.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait