Aceng Nasir Sebut Rohimah Potret Nyata Wajah Kemiskinan di Garut

Hendrik Prima
Rohimah ART Asal Limbangan, Garut, Saat Pulang Ke Kampung Halamannya Usai Menjalani Perawatan Medis Akibat Disiksa Majikannya di Bandung Barat. Foto (Hendrik Prima).

GARUT, iNewsGarut.id – Pemerhati Sosial yang juga Ketua Santri Pasundan, Aceng Ahmad Nasir, menyebut Rohimah (28) ART asal Limbangan, Garut, yang menjadi Korban penyiksaan dan penyekapan oleh Majikannya di Bandung Barat beberapa waktu lalu, merupakan potret nyata wajah Kemiskinan di Kabupaten Garut.

Hal itu Aceng utarakan saat dihubungi iNewsgarut.id, Jum'at (4/11/2022) malam."Rohimah Potret Nyata Wajah Kemiskinan di Kabupaten Garut,"ungkapnya.

Dikatakan Aceng, Jadi Tertanggal 30 Oktober seorang wartawan TV menghubunginya untuk meminta pernyataan terkait di siksa dan disekapnya seorang ART asal Desa Pangeureunan, Limbangan, Garut, di Bandung Barat.

"Sontak saya kaget karena baru tau kabar soal itu, "Sebentar kang saya baca dulu beritanya," jawab Dia, kebetulan saat itu dirinya sedang berada di luar Garut.

Masih kata Aceng, Saat mendengar kabar tersebut, Dada serasa sesak ketika mengetahui kabar serta kronologis kejadian yang sangat memilukan dan memalukan tersebut.

"Pilu karena perlakuan tindak kekerasan yang terus terjadi dengan berbagai kasus, andai warga sekitar dimana Rohimah bekerja tidak peduli entah bagaimana nasib Perempuan tersebut dan malu betapa wajah kemiskinan begitu nampak,"ujarnya.

Menurutnya, Kasus penyiksaan Rohimah Warga Desa Pangeureunan, Limbangan, Garut, sudah semestinya menjadi perhatian khusus untuk lakukan antisipatif kedepannya melalui langkah konkrit dimulai pendataan, pelatihan, pendampingan dan seterusnya.

Hal tersebut, Menurut Aceng, sebagai bukti Banyaknya Wanita Warga Garut yang menjadi ART.

"Untuk Para Kades yang tergabung dalam DPK APDESI Limbangan, perlu di apresiasi atas atensinya, langkah selanjutnya setiap warga terkhusus yang bekerja sebagai ART perlu diberikan pemahaman pentingnya laporan kepada aparatur setempat baik RT/RW/Desa jika bekerja di luar kota atau para kaum Adam menjadi buruh atau bekerja apapun di luar kota bahkan luar negeri agar jika ada sesuatu hal terjadi mudah untuk di koordinasikan,"bebernya.

Lanjut Aceng, Perempuan mana yang mau Bekerja sebagai ART ataupun TKW kalau tidak karena faktor kesulitan ekonomi.

"Berapa jumlah warga Garut yang bekerja sebagai ART/TKW? Dimanakah mereka bekerja dan bagaimana jaminan kehidupan mereka? Dan berbagai pertanyaan lain seputar itu perlu dimiliki data based di setiap Desa dibawah koordinasi dinas terkait . Dari data penerima BLT yang hampir separo warga Garut menerima menunjukan sebagai data warga Miskin,"paparnya.

Rohimah, Tutur Aceng, adalah Potret nyata tingginya angka kemiskinan di Garut. entah berapa jumlah wanita yang bekerja sebagai ART yang berasal dari Garut, maka menurut Pria Asli Limbangan itu, "pentingnya pendataan tersebut untuk berbagai kepentingan selanjutnya,"pungkasnya.

Beberapa Usulan kepada Pemerintah Daerah Garut terutama Dinas terkait untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.

1. Perlu data based warga yang bekerja di Luar daerah.

2. Perlu peningkatan Skill baik soft skill maupun hard skill.

3. Pembinaan dan pendampingan hukum jika terjadi sesuatu mudah di kordinasikan

Hal lainnya di sesuaikan dengan kebutuhan. 

Editor : ii Solihin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network