"Kalau untuk kasus gigitan HPR ada, tapi sebagian besar itu karena HPR terprovokasi, seperti mungkin kalau anak kecil kan suka dimainin, atau pas waktu dia si HPR tersebut lagi menyusui kan kondisinya lagi sensi, itu merasa terganggu, lalu si HPR tersebut itu menggigit, atau terinjak," paparnya.
Penyakit rabies merupakan penyakit anjing menular yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia maupun hewan berdarah panas. Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies yang ditularkan melalui saliva atau air liur dengan mengigit atau mengenai luka terbuka. Adapun untuk rabies ini terbagi ke dalam dua jenis yakni rabies ganas dan tenang.
"Untuk rabies ganas, hewan menjadi galak, menggigit apa saja dan tidak menurut perintah pemilik, kemudian muncul air liur berlebihan dan menunjukkan gejala klinis kejang, lumpuh dan berakibat kematian. Kalau untuk HPR tenang biasanya hewan bersembunyi di tempat gelap disertai kejang kejang,lumpuh dan berakhir kematian," jelas drh. Agustina.
Diskanak Garut juga mengimbau jika ada masyarakat yang tergigit HPR agar segera melakukan tindakan pertama, yakni membasuh luka gigitan menggunakan air mengalir selama 15 menit dan diberi deterjen ataupun disinfektan, hal itu guna membunuh kuman rabies tersebut.
"Terus jangan lupa langsung lapor ke puskesmas terdekat atau puskesmas yang sebagai rabies center, di sana puskesmas akan melakukan tindakan tatalaksana kasus gigitan HPR," ungkap Agustina.
Sementara bagi masyarakat Garut yang hendak melakukan vaksinasi untuk HPR-nya, Diskanak Garut memfasilitasinya secara gratis.
"(Penyuntikan vaksin) diulang setiap tahun sekali, dibooster. Itu bisa dilakukan di puskeswan-puskeswan. Kita di Puskeswan juga gratis untuk vaksinasi rabies, kalau ada event seperti rabies day atau di pelayanan kesehatan kita suka ada di Pendopo kita lakukan dengan cuma-cuma," pungkasnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait