GARUT, iNewsGarut.id – Sejumlah warga di Kabupaten Garut, Daerah Pilihan (Dapil) 5, mendatangi kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Mereka datang melaporkan adanya dugaan kecurangan sekaligus menyerahkan barang bukti ke Bawaslu.
Nuriman Asmara (54), salah satu warga, Ia menyebut pihaknya bersama warga lainnya mendatangi kantor Bawaslu Garut untuk melaporkan temuan-temuan indikasi kecurangan di wilayah Kecamatan Sukaresmi.
"Kami menduga berdasarkan data C1 yang kami miliki ada indikasi penggelembungan suara di wialayah Sukaresmi," kata Nuriman kepada iNewsGarut.id, Sabtu (2/1/2024).
Nuriman menyebut indikasi kecurangan berupa penggelembungan suara yang terjadi cukup masif, yaitu antara penyelenggara Pemilu tingkat kecamatan dan salah satu caleg.
"Modusnya mengambil perolehan suara dari beberapa partai kecil yang kemudian dipindahkan ke perolehan salah satu caleg PDI Perjuangan. Akibatnya perolehan suara dari caleg tersebut menjadi yang terbesar sehingga mengalahkan dua caeg PDI Perjuangan yang lainnya," katanya.
Masih kata Nuriman, sebelumnya dari data yang kami miliki perolehan suara caleg tersebut berada di posisi nomor urut tiga. Akibatnya, perolehan suara dua caleg PDI Perjuangan lainnya yakni (GA) dan (S) menjadi dibawah perolehan suara caleg tersebut.
"Berdasarkan hasil rekapan para saksi serta C1, perolehan suara (GA) di dapil 5 totalnya mencapai 4076, perolehan suara, (S) sebanyak 3.877 dan perolehan suara (DS) sebanyak 3.445. Namun akibat adanya suara partai lain sebanyak sekitar 1.200 yang dipindahkan ke suara (DS), maka hasil raihan suaranya menjadi yang terbesar," beber Nuriman.
Nuriman menyebut dari seluruh data yang kami miliki dan partai lain kumpulkan, sudah sangat jelas suara (DS) di Kecamatan Sukaresmi itu hanya mencapai 2.557. Namun kenapa dalam pleno di tingkat Kecamatan Sukaresmi tiba-tiba bertambah menjadi 3.757 suara dan ini membuat kami sangat kaget", katanya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait
