GARUT, iNews.id – Keberadaan rempah sebagai khazanah budaya sekaligus jati diri identitas Nusantara rupanya masih belum disadari oleh masyarakat luas di Indonesia. Pemahaman mengenai potensi rempah-rempah Nusantara sebagai pilihan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seolah terlupakan oleh perkembangan zaman yang telah melahirkan zat kimia dan sintetis dalam kehidupan manusia.
Beberapa contoh dari perkembangan teknologi adalah lahirnya obat-obatan kimia untuk mengobati penyakit di bidang kesehatan dan perasa sintetis untuk bahan makanan. Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan langkah konkret berupa memperkenalkan kembali mengenai potensi rempah di Indonesia.
“Pertama awareness, memberikan kesadaran kepada masyarakat apa itu rempah. Kita memperkenalkan kembali tentang rempah dan potensi rempah di Nusantara,” kata Irini Dewi Wanti, Direktur Pelindungan Kebudayaan Ristek Kemendikbudristek, kepada wartawan, usai menggelar sosialisasi bertema Bumi Rempah Nusantara untuk Dunia, di Ballrom Hotel Harmoni, Garut, Sabtu (19/3/2022).
Salah satu bentuk dari potensi yang didapat adalah memanfaatkan keberadaan rempah sebagai herbal. “Pada awal-awal pandemi, saat obat tidak bisa mengobati Covid-19, tapi kita bisa bertahan pada masa pandemi itu dengan memanfaatkan herbal, tumbuh-tumbuhan rempah di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Iriani, selama ini keberadaan rempah Nusantara dekat dengan kehidupan masyarakat. “Ketika kita keluar rumah, ada kunyit ada jahe, sadar tidak itu sebagai potensi rempah?” ucapnya.
Terkait potensi tersebut, dia menyebut ada dua hal ketika membicarakan rempah. “Pertama masalah rasa dan kedua aroma. Masalah rasa itu kaitannya dengan kuliner, makanan. Kalau masalah aroma, itu ada minyak gosok, minyak urut untuk pijat, spa. Itu semua punya potensi,” jelasnya.
Dalam sosialisasi yang digagas oleh Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah ini, terungkap pula rencana pemerintah untuk mengusulkan jalur rempah Nusantara sebagai warisan budaya kepada UNESCO pada 2024 mendatang. Tidak hanya itu, pemerintah berencana untuk mempromosikan rempah di jalur timur dan tengah Nusantara dengan membentuk laskar rempah, yang terdiri dari kalangan anak muda sebagai tim promosi.
Sosialisasi mengenai potensi rempah ini setidaknya diapresiasi oleh para peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, seperti pemerintah daerah, pengusaha kuliner, hingga masyarakat umum lainnya. Salah satu pengusaha kuliner di Garut, Chef Jajang Riadi, mengatakan bahwa keberadaan rempah telah membantunya dalam mengembangkan usaha.
“Jelas rempah ini memiliki potensi yang luar biasa. Pada bidang saya, potensi yang dapat dimanfaatkan adalah sebagai bumbu masakan. Contohnya, rempah yang saya gunakan itu bisa menghilangkan aroma bau pada daging domba hingga meningkatkan cita rasa masakan yang saya buat,” tutur Jajang.
Jajang membenarkan bila kebutuhan bumbu masakan di dunia kuliner sangat melimpah. “Ada banyak rempah-rempah yang dapat dengan mudah kita dapat, misalnya kunyit, sereh, kemiri, kapulaga, dan berbagai hasil tetumbuhan lainnya,” tutupnya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait