GARUT, iNewsGarut.id – Pemerintah Kabupaten Garut bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Garut menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Diskusi Penetapan Indikator Pembangunan untuk RPJMD Garut 2025–2030. Acara ini digelar di Mini Auditorium Kampus 4 Universitas Garut (Uniga), Kecamatan Tarogong Kidul, pada Selasa (6/5/2025).
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, Sekretaris Daerah Nurdin Yana, para Kepala SKPD, serta jajaran BPS Kabupaten Garut. Fokus utama diskusi adalah pentingnya menyusun indikator pembangunan yang terukur, relevan, dan dapat dievaluasi secara statistik.
“Indikator pembangunan harus jelas dan terukur agar kerja keras pemerintah daerah tidak sia-sia dan bisa dibuktikan secara statistik,” tegas Bupati Abdusy Syakur dalam sambutannya.
Ia mengungkapkan bahwa selama ini masih terjadi kebingungan antara hasil statistik dengan upaya pembangunan yang dilakukan. Bahkan ia menyoroti data statistik terkait kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terkadang tidak selaras dengan kenyataan di lapangan.
“Ada dua kemungkinan: pertama, kerja keras kita tidak terhitung. Kedua, kita tidak tahu cara menghitungnya,” ujarnya.
Bupati juga menekankan bahwa IPM hanyalah angka, bukan tujuan akhir pembangunan. Ia meminta seluruh jajaran pemerintah daerah untuk memahami makna di balik setiap indikator dan tidak sekadar membandingkan antarwilayah.
“Kita harus fokus pada perubahan dari waktu ke waktu, bukan sekadar membandingkan daerah dengan daerah,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Garut, Nevi Hendri, dalam paparannya menyampaikan pentingnya memahami cara membaca dan menginterpretasikan data statistik, terutama dalam proses perumusan kebijakan.
“Data adalah titik awal setiap pembangunan. Kalau salah membaca data, target bisa bias atau tidak tercapai,” jelas Nevi.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait