GARUT, iNews.id – Bencana longsor dilaporkan terjadi di dua wilayah Kabupaten Garut, yakni Kecamatan Cilawu dan Cikajang. Longsor di dua wilayah itu disebabkan oleh tingginya curah hujan yang melanda Garut.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kabupaten Garut setidaknya menerjunkan tiga tim untuk menangani bencana longsor ini. Tiga unit yang berjumlah 25 personel ini meliputi unit data, unit dukung dan tim reaksi cepat.
Personel Komando Distrik Militer (Kodim) 0611 Garut pun ikut dilibatkan dalam penanganan bencana longsor tersebut. Koordinasi yang dilakukan BPBD Garut dan TNI ini merupakan latihan dalam kolaborasi terkait peningkatan kapasitas personel dalam menangani sebuah bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satriabudi mengatakan, kegiatan itu difokuskan pada aktivasi pos komando manakala terjadi bencana.
"Dua bencana longsor ini hanya contoh yang memang diambil dari kejadian sebenarnya. Di Cilawu, memang terjadi longsor yang menimpa TPT pada jalan provinsi pada empat hari lalu, tapi sudah ditangani dengan baik oleh pihak provinsi," kata Budi kepada MPI, Rabu (29/6/2022).
Selain penanganan bencana di lapangan, para personel ini dilatih mengenai pemetaan dan pendataan. "Soal data misalnya bagaimana mendata dampak bencana, berapa ketinggian longsor, bagaimana kerugian materil, dan sebagainya," ucapnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Kabid Darlog) BPBD Kabupaten Garut, Daris Hilman, mengatakan materi yang diberikan dalam peningkatan Pusdalops hari ini adalah terkait aktivasi pos komando yang diharapkan mampu membangun sinergitas antara BPBD dengan TNI dalam penanggulangan bencana.
“Mereka walaupun punya SOP masing-masing, tapi ada benang merah bahwa pengendali utama adalah Pemerintahan Kabupaten Garut melalui BPBD,” kata Daris.
Sementara itu, Dandim 0611/Garut Letkol CZi Dhanisworo menjelaskan Komando Rayon Militer (Koramil) di setiap kecamatan dapat bekerja sama bersama BPBD Kabupaten Garut. Ia mengatakan, kolaborasi dan sinergi cepat bersama aparat kewilayahan di masing-masing kecamatan dapat melaksanakan deteksi dini jika akan terjadi suatu bencana.
“Kemudian melaporkan secara dini apa bencana yang akan terjadi di wilayah, contohnya misalnya longsor dua hari yang lalu di Cilawu dan Cikajang, karena ada dua atau tiga lokasi yang longsor, nah itu biar sama bersinergi sistem pelaporannya,” ucapnya.
Editor : ii Solihin