3. Kemunculan Big Foot atau bisa disebut Yeti Gunung Papandayan
Pada akhir tahun 2006 silam, warga yang tinggal di lereng Gunung Papandayan dihebohkan dengan munculnya tapak kaki berukuran sangat besar. Sehingga sebagian warga mengklaimnya sebagai jejak kaki dari sosok Big Foot. Jejak itu ditemukan di suatu perkebunan berukuran 4x6 meter di lereng Gunung Papandayan.
Pemilik perkebunan tempat ditemukan tapak kaki misteri itu bernama Ahmudin. Sesudah ditelurusi olehnya, tapak kaki itu berawal dari lereng gunung atas menuju ke permukiman warga.
Hingga saat ini, kehadiran tapak kaki Big Foot itu masih jadi misteri Gunung Papandayan yang belum terpecahkan. Tetapi ada yang menyangka jika tapak kaki raksasa itu punya makhluk gaib penghuni Gunung Papandayan.
4. Cerita Si Tongki
Misteri Gunung Papandayan dengan adanya nama Tongki cukup populer dan tersebar luas di kalangan pendaki. Konon katanya, Tongki merupakan salah satu pendaki di Gunung Papandayan. Saat itu, ia melakukan pendakian bersama sejumlah temannya ke Gunung Papandayan.
Dalam pendakian itu, terdapat beberapa rekan wanitanya yang turut serta dalam pendakian. Sudah pasti Tongki tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati teman wanitanya.
Pada malam hari, Tongki bergabung bersama teman wanitanya di tenda. Mereka sama-sama bergurau dan berbagi cerita. Seketika Tongki mencari peluang untuk mengajak teman-temannya bercerita kisah horor. Tujuannya tersebut tidak lain hanya ingin membuat rekan-rekan wanitanya ketakutan dan mendekat padanya.
Usai bercerita, Tongki tiba-tiba ingin buang air kecil, sehingga ia bergegas pergi ke semak-semak untuk kencing. Akan tetapi, di tempat itu Tongki justru melihat sesosok wanita berpakaian serba putih melayang-layang dari satu pohon ke pohon lainnya. Karena ia penakut, sontak Tongki langsung berteriak sambil berlari terbirit-birit hingga terjatuh dekat beberapa temannya yang tetap terlindungi.
Cerita misteri Gunung Papandayan yang dirasakan Tongki ini jadi evaluasi bagi para pendaki agar tidak menceritakan cerita horor atau gaib saat mendaki gunung.
Editor : ii Solihin