Suryakanta meminta salah satu domba sahabatnya yang dinamai Si Lenag untuk dikawinkan dengan domba pendopo kabupaten bernama Si Dewa.
Dari hasil perkawinan tersebut menghasilkan domba bernama Si Tablo, yang kemudian terus dikembangbiakan hingga menghasilkan keturunan domba Garut yang dikhususkan untuk pentas seni ketangkasan adu domba.
Domba garut mempunyai fisik yang lebih kuat dari hewan ternak pada umumnya. Hewan hasil persilangan antara domba lokal dengan domba jenis capstaad dari Afrika Selatan serta domba merino dari Australia, sehingga menghasilkan ciri khusus domba Garut seperti tanduk baplang (besar seperti kumis pria yang melebar, serta warna bulu kebanyakan putih dan telinga nggiri).
Di sisi lain, warga Garut juga sangat gigih dalam menghasilkan hewan ternak berkualitas, salah satunya adalah domba Garut. Selain itu, banyak masyarakat luar Jawa Barat yang memilih domba Garut sebagai hewan qurban untuk pelaksanaan Hari Raya Idul Adha.
Itulah alasan mengapa Garut dijuluki Kota Domba. Karena beberapa rangkuman dari beberapa versi cerita di atas membuat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dijuluki sebagai "Kota Domba".
Editor : ii Solihin