Warung Kopi Mang Didin mempertahankan suasana klasik dengan properti jualan yang hampir tidak pernah diganti, seperti meja, kursi, dan langseng (tempat air). Bahkan langseng yang sudah berusia hampir 40 tahun tidak pernah diganti dan masih berfungsi dengan baik.
Langseng tersebut dibuat dari bekas material kapal laut dan memiliki bentuk yang unik dengan tambahan corong di atasnya serta kran air berwarna emas tembaga yang dipasang pada bagian bawah. Model langseng ini menjadi faktor utama yang memberikan cita rasa khas pada menu racikan warkop ini.
Meskipun awalnya menjual kue balok, tetapi karena sang ayah merasa capek dan kue balok yang mereka buat secara manual, warung kopi ini kemudian lebih fokus pada menu roti. Menu roti yang disajikan beragam dengan berbagai isi seperti mentega, kelapa parut, kombinasi coklat stroberi mentega, keju, dan bolu gulung.
Roti dikukus selama 2-3 menit agar teksturnya menjadi empuk dan lembut. Meskipun saat ini roti-roti didapat dari pabrik roti di Garut, namun tetap menjaga kualitas dan citra warung kopi peninggalan sang ayah.
Warung Kopi Mang Didin tidak hanya menyajikan kopi, tetapi juga menggunakan kopi sachet yang harganya terjangkau oleh semua kalangan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta