KULONPROGO, iNews.id – Sebanyak tujuh alat peringatan dini tsunami (Early Warning System/EWS) yang dipasang di sepanjang pantai selatan Kulonprogo rusak. Usulan perbaikan sudah dilakukan sejak 2019, namun belum bisa terealisasi karena terkena refocusing anggaran Covid-19.
“Dari delapan EWS yang dipasang, hanya satu milik BMKG yang baik. Selebihnya rusak sedang hingga berat,” kata Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Joko Satyo Nahrowi, Minggu (19/9/2021).
Polisi Masih Selidiki Terkait kerusakan ini, BPBD sudah melaporkan kasus ini ke BPBD DIY untuk diteruskan ke Pemda DIY. Sebab keberadaan alat ini cukup vital untuk mendeteksi terjadinya bencana tsunami.
BACA JUGA:
Desa Tehoru di Malteng Rawan Gempa-Tsunami, Kepala BMKG Minta Perbanyak Jalur Evakuasi
Usulan ini juga sudah diajukan semenjak 2019 silam. Hanya usulan saat itu tidak bisa direalisasikan pada 2020 karena terkena refocusing anggaran.
“Tahun kemarin kegiatan banyak yang dialihkan, apalagi yang sifatnya masih usulan. Mudah-mudahan tahun depan bisa dilakukan perbaikan,” katanya.
BPBD terus melakukan komunikasi dengan masyarakat bersama forum desa tanggap bencana (destana) yang sudah terbentuk di sepanjang pesisir Kulonprogo. Masyarakat diimbau untuk waspadai dan mengantisipasi potensi bencana alam di pantai selatan.
Dalam beberapa pekan ini, kondisi pantai selatan Jawa khususnya di Kulonprogo cukup tinggi. Sejumlah nelayan tidak melaut dan memilih menunggu gelombang mereda. Sedangkan kondisi pantai sedikit curam akibat deburan ombak.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta