Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Tri Cahyo Nugroho menerangkan, bahwa protein hewani harus ada di setiap makanan balita, baik itu telur, ikan, ayam, atau produk olahan daging lainnya seperti sosis dan nugget.
Tri menyebutkan dua hal penyebab stunting, yaitu kekurangan asupan gizi dan sakit, dimana kurangnya asupan gizi berkelanjutan akan menyebabkan stunting.
"Yang kekurangan gizi dalam waktu lama akan menjadi stunting seperti ibu hamil, anemia, ibu hamil kurang gizi, maka yang dikandungnya akan menjadi stunting saat lahir atau bayi berat lahir rendah," jelasnya.
Setelah sebelumnya mengadakan program TOSS (Temukan, Obati, Sayangi balita Stunting) yang terbukti menurunkan stunting di Kabupaten Garut, dr. Tri menyatakan, di tahun 2023 pihaknya memiliki tambahan program yang berfokus kepada ibu hamil dengan gerakan ibu hamil sehat bersalin di Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
"Pada saat webinar ini ada rilis data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) dari Pusat Kementerian Kesehatan merilis bahwa stunting untuk Indonesia turun, Jawa Barat turun dan untuk Kabupaten Garut turun signifikan dari 35,2 persen menjadi 23,6 persen," katanya.
Ia berharap dengan adanya seminar ini para peserta dapat mensosialisasikan lagi kepada masyarakat terkait pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi, yaitu salah satunya mengandung protein dalam rangka mencegah stunting.
Di tempat yang sama, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah 'Aisiyah Garut, dr. Sakinah Ginna R, mengatakan tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk mengkampanyekan pentingnya mencegah stunting, dengan menekankan masyarakat untuk mengkonsumsi protein hewani dengan memanfaatkan makanan-makanan lokal.
"Tentunya mungkin kan masyarakat akan merasa mahal dengan membeli protein hewani, nah kita juga mengkampanyekan bagaimana mereka bisa memanfaatkan makanan-makanan yang ada di lokal," katanya.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait