Salah satu peserta tabligh akbar, Roni Abdul Rojak, santri asal Desa Mekarsari Kecamatan Selaawi, mengaku terkesan dengan acara yang berlangsung penuh makna tersebut. Menurutnya, peringatan Maulid Nabi bukan sekadar ritual seremonial, tetapi menjadi momentum syukur atas kelahiran Rasulullah SAW.
“Bagi saya, Maulid Nabi adalah bentuk rasa syukur kita atas lahirnya Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Acara ini juga mempererat silaturahmi antarwarga sekaligus menjaga persatuan,” kata Roni.
Ia juga menilai prosesi pencucian bendera Merah Putih sangat berkesan karena menegaskan bahwa kecintaan kepada agama dan tanah air dapat berjalan seiring. “Sebagai santri saya bangga, ini bukti bahwa cinta Rasulullah SAW dan cinta tanah air adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” tambahnya.
Kegiatan tabligh akbar ini bukan hanya sekadar memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi sarana memperkuat silaturahmi. Ribuan masyarakat dari berbagai latar belakang berkumpul dalam suasana kebersamaan, membangun persaudaraan, dan meneguhkan semangat persatuan bangsa.
Dengan menggabungkan nilai-nilai keagamaan, budaya, dan nasionalisme, peringatan Maulid Nabi 1447 H di Limbangan Garut diharapkan mampu menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus menjaga akhlak, memperkuat iman, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait
