Belajar tentang agama yang benar, dijelaskan Jujun, seharusnya dilakukan secara Talaqqi (metode pengajaran Al-Qur'an secara langsung), bertemu langsung dengan gurunya saat mengaji.
"Anak-anak disini tidak ada yang radikal, karena disini di didik dari awal gitu. Dari yang paling dasar sampai tingkat atas tentang agama Islam, di didik ini secara lengkap," jelasnya.
Namun walau begitu, menurut Jujun, bagi mereka yang sudah berpaham radikal dan intoleran harus didatangi dan disadarkan. Untuk proses tersebut, pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus mengambil peran aktif dalam hal tersebut.
“Kalau tidak disadarkan ya ditindak. Untuk masyarakat, harus tetap tenang, ikuti ajaran yang bermanhaj, jangan ikut yang mengakafirkan orang, menyalahkan ajaran orang sementara dia sendiri tidak benar atau belum tentu benar. Untuk membedakan, pokoknya kalau sudah mengkafir-kafirkan orang, mudah menyalahkan orang berarti itu orang yang intoleran dan radikal, seperti itu saja,” pungkas Jujun.
Editor : ii Solihin
Artikel Terkait