Keempat, berbaur dengan teman dan tidak menyendiri.
Lebih lanjut dikatakan Kiai Cecep, menempati tempat baru tentunya bukan hal yang mudah dilalui, banyak keadaan yang tak biasa dijalani, termasuk teman baru. Di sinilah para santri dituntut agar bisa berinteraksi dan berbaur secara baik dengan teman sebayanya. Menjadi keluarga yang utuh, saling menghargai satu sama lain.
"Usahakan kita berbaur dengan teman, jangan terus-terusan menyendiri. Ngobrollah dengan teman, saling berbagi. Apalagi di santri biasanya ada adrahi, yaitu sebutan bagi makanan yang dibawa santri dari rumahnya sebagai oleh-oleh bagi temannya di pondok. Itupun harus berbagi. Biasanya kan santri menyambutnya dengan shalawat, bukan menyambut temannya tapi menyambut makanannya," tuturnya dengan sedikit tertawa.
Kelima, rajin berdo’a kepada Allah SWT.
Setelah melaksanakan beberapa usaha agar hati tenang, ikhlas, dan nyaman di pondok pesantren, imbuh Kiai Cecep, berdo’a merupakan suatu keharusan bagi setiap insan. Sebab Allah-lah yang menggerakan hati hamba-Nya, membuatnya nyaman, membuatnya tenang dan membuatnya bahagia.
Secara hakikat, manusia tidak akan merasa tenang dan nyaman apabila tidak Allah berikan ketenangan dan kenyamanan dalam hatinya.
"Terakhir, jangan lupa kita harus senantiasa berdo’a kepada Allah SWT agar kita diberikan hati yang ikhlas, kemudian tenang dan nyaman dalam mencari ilmu dan beribadah di pondok pesantren. Sebab, seseorang tidak akan merasa tenang dan nyaman apabila tidak ditenangkan dan diberi rasa nyaman oleh Allah SWT. Oleh sebab itu, rajinlah berdo’a kepada Allah, bagi diri kita dan orang tua kita," pungkasnya.
Editor : ii Solihin