Kedua, tidak terus-terusan mengingat orang tua dan teman di kampung halaman.
"Ini bukan berarti kita harus melupakan orang tua kita dan tidak mendo’akannya, bukan. Tapi, kita tidak terus-terusan mengingatnya sampai hati kita terus merindukan mereka, akhirnya kita ingin pulang menemuinya," imbuhnya.
Ia menjelaskan, tidak mengingat bukan berarti tidak mendo’akan. Dalam keadaan seperti santri baru ini memang senantiasa didatangi bayangan nuansa bersama dengan orang tersayang di kampung halaman, dengan teman, saudara, dan orang tua. Sehingga perasaan ingin pulang dan meninggalkan pondok pesantren kerap menghampiri para santri, terlebih untuk santri baru.
Ketiga, lupakan Handphone dan Games.
Menurutnya, anak-anak zaman sekarang memang tidak jauh dari yang namanya handphone dan game. Seharian penuh mereka mampu menghabiskan waktunya hanya untuk memandangi layar handphone, bermain game, menjelajahi aplikasi-aplikasi zaman now yang mereka anggap sangat menghibur dan mengasyikan.
"Biasanya jam segini kita bermain games, mulai dari Mobile Legend, Free Fire, Tiktok-an, dan lain sebagainya. Nah, sekarang libur dulu, kita fokuskan hati dan niat kita untuk beribadah kepada Allah SWT, salah satunya dengan mencari ilmu bekal ibadah," paparnya.
Editor : ii Solihin