Gania menyebut kebutuhan kacang kedelai impor untuk seluruh Indonesia mencapai 2,3 juta ton per tahun. Sementara untuk Kabupaten Garut, dalam satu bulan membutuhkan kacang kedelai impor sebanyak 50 ton.
"Kebutuhan kacang kedelai ini dihitung dari 15 pasar tradisional di seluruh Garut yang total dalam sebulan membutuhkan sebanyak 1,5 ton. Belum lagi pasar-pasar desa, jumlah kebutuhan kedelai impor diperkirakan bisa mencapai 50 ton sebulan," urainya.
Naiknya harga kacang kedelai impor di Indonesia, jelas Gania, disebabkan oleh kekeringan yang melanda negara-negara penghasil kedelai di Amerika Selatan seperti Brazil, Argentina dan Paraguay di dua bulan lalu. Kekeringan ini setidaknya berdampak langsung pada produksi yang menipis.
"Kemudian faktor kedua adalah geopolitik, terjadi perang yang mengakibatkan pengapalan barang-barang impor terhambat. Keterlambatan pengiriman ini berkibat pada berkurangnya ketersediaan kedelai di Indonesia," ujarnya.
Opsi lain yang dimiliki adalah mengoptimalkan penggunaan kacang kedelai lokal. Namun demikian, kacang kedelai lokal memiliki selisih harga yang lebih mahal dari kacang kedelai impor.
"Harganya lebih mahal Rp2.000 dari kedelai impor, makanya untuk menggenjot produksi, informasinya Kementerian Pertanian sudah menanami kedelai lokal di 600 hektare lahan dari 14 propinsi di seluruh Indonesia guna meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kedelai lokal. Terlepas dari itu semua, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi yang terbaik," urainya.
Editor : ii Solihin