"Saya sempat panik waktu melewati jembatan yang ketiga. Apalagi kondisi saat itu hujan dan debit air sungai mulai meluap. Kami juga harus buru-buru sampai karena takut batu yang menjadi tumpuan jembatan bergeser," ujarnya saat dihubungi iNewsGarut.id, Jumat (5/5/2023).
Ia mengungkapkan, menurut keterangan RT setempat, batu yang menjadi tumpuan ketiga jembatan tersebut memang pernah bergeser posisinya karena gerusan air sungai yang meluap, hingga menghancurkan jembatan bambu.
"Agak ngeri saya juga. Sangat beresiko apalagi untuk jembatan bambu sebab bambunya gak diikat," ujarnya.
Informasi mengenai jembatan penghubung Kabupaten Garut dan Cianjur ini dia peroleh dari seseorang yang juga berprofesi sebagai konten kreator. Hartas Fuji Dirja yang kerap mengangkat kehidupan masyarakat di pelosok Jawa Barat khususnya selatan Garut ini pun merasa terpanggil untuk mengunjungi langsung jembatan tersebut.
Menggunakan kamera insta360 X3 yang biasa dia gunakan untuk mengabadikan suasana pedesaan, pria asal Pameungpeuk itu memutuskan untuk menjelajah perbatasan Garut-Cianjur tersebut pada 26 April 2023 lalu.
Dia mengungkapkan pengalaman pertama melewati jembatan ketika berangkat dari Garut ke Cianjur saat siang hari, atau ketika suasana masih tampak biasa-biasa saja.
"Mungkin saat itu cuacanya masih cerah dan kami menyebrang bergiliran jadi rasanya biasa. Tapi ketika pulang sore hari dari Cianjur ke Garut, ditambah hujan dan bambu jadi licin justru malah bikin panik luar biasa. Apalagi satu tangan saya harus pegangan biar gak jatuh, satu lagi memegang kamera," paparnya.
Hartas Fuji Dirja sangat salut dengan keberanian warga Cianjur yang kerap menggunakan jembatan ini untuk aktivitas sehari-hari ke daerah Garut. Ditengah kondisi jembatan yang memiliki resiko bahaya mereka tetap bisa tenang.
Belum lagi jarak tempuh memakan waktu hampir satu jam, mereka juga harus menelusuri undakan sawah, kebun dan hutan yang memiliki jalan menanjak.
Editor : ii Solihin