JAKARTA, iNewsGarut.id – Sebanyak 15 ribu kaum ibu di seluruh Indonesia menerima penyuluhan edukasi secara daring. Penyuluhan secara online itu memberikan informasi terkait literasi kesehatan gizi anak dan keluarga.
Penyuluhan digelar selama dua hari, yang diisi oleh narasumber Putri Habibie, Passionate Homecook, dan juga Dokter Spesialis Anak dan Founder @tentanganakofficial, dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A, MPH. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari komitmen PNM untuk membina perempuan prasejahtera naik kelas.
Belasan ribu kaum ibu yang ikut serta mendapatkan penyuluhan online itu merupakan para nasabah PNM. Sebagaimana yang diketahui, PNM tidak hanya memberikan modal ekonomi tetapi juga pendampingan usahanya.
Melalui Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU), berbagai pelatihan, program, dan pertemuan diperuntukkan kepada 14,6 juta nasabah PNM agar dapat terus mengembangkan usahanya.
Di sisi lain PNM juga memperhatikan berbagai aspek yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan nasabahnya. Mengacu pada Poin 3 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni Good Health and Well-Being, PNM juga memperhatikan kecukupan gizi serta kesehatan jasmani para ibu nasabah.
Kasus stunting di Indonesia pun masih marak. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen di 2024.
Tidak sedikit isu ini menjadi bagian nasabah PNM yang mayoritas adalah ibu rumah tangga. Maka dari itu, kegiatan ini menjadi lonceng pengingat akan pentingnya kesehatan ibu, anak, dan keluarga.
“Kalau melihat ke sekeliling kita, masih banyak isu terjaminnya kesehatan dan gizi anak di seluruh Indonesia. Kami semakin sadar karena faktanya hal itu terjadi pada nasabah kami yang notabene adalah perempuan prasejahtera,” ucap Prasetya Sayekti, Direktur Bisnis PT PNM, Selasa (25/7/2023).
Ia menambahkan, pihaknya berharap kegiatan tersebut dapat menjadi ruang untuk meningkatkan awareness atau kepedulian ibu nasabah, bahwa kesehatan ibu dan keluarga sangat penting.
Pembahasan pada kegiatan tersebut berfokus dalam membantu peserta, untuk memahami pentingnya menjaga pola makan yang baik dalam rumah dan dampaknya terhadap gizi anak. Memahami kebutuhan para nasabah, narasumber memberikan menu masakan yang terjangkau dan bernutrisi.
Selanjutnya peserta juga diajak memahami pentingnya mengidentifikasi kondisi kesehatan anak dengan melakukan pengecekan rutin dan karakteristiknya anak dengan gizi yang kurang. Bukan bicara kelalaian, tetapi karakteristik anak yang membutuhkan gizi lebih memerlukan perhatian lebih.
"PNM berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan kepada para nasabah. Bagaimana kegiatan ini membukakan akses edukasi agar kesejahteraan perempuan dan anak Indonesia semakin terdepankan," katanya.
Editor : ii Solihin