Kadinkes Jabar mengatakan, pemilihan Garut sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan ini secara offline dilakukan karena masih terdapat tantangan dalam Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Garut. Selain aspek gizi, anemia pada ibu hamil dan remaja putri juga menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting.
"Jadi kenapa Garut dipilih di dalam hal ini kami ingin Garut menjadi salah satu kabupaten yang dalam hal ini insya allah akan kami dorong untuk menyelesaikan masalah-masalah tadi, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan juga dalam cakupan imunisasinya," katanya.
Kadinkes Jabar menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan di 1.199 sekolah di Jawa Barat, di mana setiap puskesmas menyiapkan satu sekolah untuk melaksanakan kegiatan ini.
"Semua (jenjang) sekolah sebetulnya ya, tadi disampaikan ada 1.199 (sekolah) yang di mana setiap puskesmas itu harus menyiapkan satu sekolah. Tapi kalau aksi ini untuk seluruh remaja putri dimulai dari SMP," katanya.
Sementara Kadinkes Kabupaten Garut, dr. Leli Yuliani, menyatakan, Gerakan Aksi Bergizi ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penurunan stunting dan AKI/AKB khususnya di Kabupaten Garut. Ia berharap, para remaja-remaja putri di Kabupaten Garut dapat memiliki tubuh yang sehat, sehingga nanti ketika di usia produktif bisa melahirkan bayi yang sehat.
"Nggak (Tidak hanya seremonial), nanti kita pantau karena mereka itu harus minum tablet tambah darahnya setiap minggu ya," ungkapnya.
Kepala SMA Negeri 1 Garut, Sumpena Permana, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan dari Dinkes Provinsi Jabar sebagai tuan rumah pelaksanaan kampanye Gerakan Aksi Bergizi Sobat GEMAZ. Ia berharap para siswa dapat memahami pentingnya gizi seimbang dan dapat menyebarkan pengetahuan tersebut kepada teman-temannya.
"Harapan kami sama ya bahwa para siswa itu memahami tentang pentingnya gizi, juga diharapkan (stunting) itu tidak ada lagi," tandasnya.
Editor : ii Solihin