Sebagai informasi, pengumpulan ZIS Rp430 miliar adalah untuk BAZNAS RI (pusat), sementara target penghimpunan ZIS nasional selama Ramadhan 2024 sebesar Rp11 triliun, yang terdiri atas on balance sheet dan off balance sheet.
Target tersebut mengalami kenaikan dari 2023 yang kala itu berhasil mengumpulkan Rp336 miliar. Peningkatan ini dipandang realistis, mengingat setiap tahun fundraising zakat selalu mengalami kenaikan.
Terkait tagline di atas, secara logika, jika muzakki tentram maka para mustahik akan bahagia. Jika seseorang beribadah sudah merasa nikmat, maka tentu otomatis akan berempati pada nasib orang lain.
Karena itu, jajaran pimpinan BAZNAS RI selalu berpesan kepada para amil untuk selalu mendoakan muzakki agar mereka merasa tenang sebagai dampak dari penciptaan kondisi dari donasi mereka yang membuat mustahik ikut bahagia karena lebih berdaya.
Untuk mewujudkan target yang dicanangkan, BAZNAS berupaya melakukan berbagai strategi pengumpulan. Antara lain, memperkuat fundraising zakat perusahaan dengan menggandeng beberapa korporasi untuk memasang label Taat Zakat. Selain itu, juga akan mensosialisasikan program zakat karyawan untuk korporasi perorangan.
Kemudian, memperkuat program di luar negeri melalui kerja sama dengan badan filantropi mancanegara seperti yang sudah dilakukan dengan King Salman Humanitarian Aid & Relief Centre (KSrelief). Ada juga zakat priority, yang merupakan perolehan zakat perorangan dengan nilai di atas Rp250 juta. BAZNAS juga akan melakukan Safari Ramadhan menggencarkan dakwah zakat bersama Syekh Palestina.
Penyaluran bantuan KSrelief juga diperuntukkan bagi 3.000 dai yang berasal dari berbagai ormas Islam di empat provinsi: DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Bantuan tersebut bukan sekadar materi, tetapi juga ungkapan apresiasi dan dukungan atas dedikasi serta pengabdian para dai dalam menjalankan tugas mereka sebagai pembawa pesan kebaikan di tengah-tengah umat. BAZNAS RI dan KSrelief berharap bantuan tersebut dapat menyemangati para dai dalam menjalankan tugas mulia mereka.
Editor : ii Solihin