SUMEDANG, iNewsGarut.id – Tarawangsa adalah sejenis tarian yang mengandung filosofi keseimbangan hidup yang bersifat transfersal dan transedental. Tarawangsa merepresentasikan siklus hidup silih asah, silih asih, dan silih asuh.
Tarian tarawangsa ini masih dipegang teguh di Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Umumnya warga di Desa Pasirbiru dalam aktifitas kesehariannya memegang teguh adat tradisi budaya sunda, akur jeung dulur, panceg na galur, ngajaga lembur (rukun antar sesama, tunduk pada aturan, menjaga lingkungan).
Desa Pasirbiru, saat ini sudah masuk ke Desa maju, terimbas juga dengan keberadaan jalan tol cisumdawu. Dinamika masyarakatnya sangat beragam baik dari sisi aktifitas maupun pola mata pencahariannya. Umumnya mata pencaharian utamanya adalah pertanian, tapi data Desa menunjukkan sudah ada juga mata pencaharian lainnya.
Dinamika generasi mudanya juga sudah sangat berkembang, sudah terbiasa dengan teknologi informasi. Walaupun demikian keadaban, kesantunan budaya masih terasa sangat kental. Salah satu pengaruhnya adalah kekuatan adat tarawangsa yang menjadi alat menjaga kohesivitas sosial warga di Desa Pasirbiru.
Poltekesos melihat ini sebuah potensi untuk menjaga kearifan lokal dan ketahanan sosial masyarakatnya. Ini menjadi modal sosial warga Pasirbiru ditengah serbuan nilai-nilai baru jaman globalisasi dan milenial.
Poltekesos sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan milik Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) mengemban misi turunan dari visi dan misi utama Kemensos, dalam hal memaknai dan mengimplementasikan kesejahteraan sosial.
Tim Pengabdian Masyarakat Poltekesos mendukung penguatan adat tradisi tarawangsa ini. Tim yang beranggotakan Dr. TM. Marwanti, M.Si, Dr. Helly Ocktilia, Suharma, Ph.D, Drs. Benny Setia Nugraha, M.Si, perwakilan mahasiswa dan Tim Humas mengeksplore lebih mendalam adat tradisi ini.
Suharma menyebutkan bahwa Kemensos memiliki perhatian penuh pada penguatan kearifan lokal, karena ini bagian dari kesejahteraan sosial, dalam kaitan dengan pemberdayaan komunitas adat, dan ada bagian yang secara khusus menanganinya Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial.
"Kita memiliki perhatian penuh pada penguatan kearifan lokal, Ya salah satunya pemberdayaan komunitas ada terpencil yang memang harus mempunyai kewirausahaan agar bisa bertahan di tengah jaman yang semakin maju,"ungkapnya, Jum'at (14/6/2024).
Tim lainnya yakni Marwanti juga menyampaikan agar tradisi ini menjadi sumber pembelajaran bagi para mahasiswa tentang nilai adat istiadat dalam membangun ketahanan sosial dan pemberdayaan sosial.
Hal lainnya diungkapkan oleh Helly, adat istiadat mempertunjukkan martabat dan kehormatan, menjadi ciri identitas sebuah bangsa dalam membangun relasi dan aktualisasi dinamika sosial budaya.
Sementara Mamat tokoh adat di desa Pasirbiru menyampaikan bahwa adat ini menjadi tali pengikat persaudaraan untuk hidup selaras dengan alam dan penciptanya.
"Adat Tarawangsa ini menjadi tali pengikat persaudaraan untuk bagaimana selaras dengan alam dan penciptanya, harus Kita jaga dan pelihara agar adat istiadat ini tidak punah termakan oleh jaman,"ujarnya.
Suharma selaku Direktur Poltekesos yang tergabung dengan Tim Pengabdian Masyarakat, akan memformulasikan secara tetap pemberdayaan sosial bagi komunitas adat sebagai bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat di waktu-waktu mendatang, tidak hanya di Desa Pasirbiru, tetapi juga di wilayah lainnya.
Editor : ii Solihin