Sementara itu, Wakil Bendahara YEMI, Linda Tan menjelaskan bahwa kegiatan sosial yang dilaksanakan ini diperuntukan bagi orang tak mampu yang kurang beruntung secara fisik. "Semoga sumbangan yang diberikan ini bisa membantu dan bermanfaat bagi mereka (difabel) untuk dapat kembali beraktivitas kembali," ucap Linda.
Selain kaki palsu, para difabel ini juga mendapatkan paket sembako berupa minyak goreng, kecap manis dan lainnya. Irfan Supriadi (40), salah seorang penerima bantuan kaki palsu, mengaku bersyukur bila ia menjadi salah satu dari sekian banyak penyandang cacat yang mendapatkan kaki palsu.
"Alhamdulillah, sudah enakan sekarang. Bisa berjalan lagi. InsyaAllah bisa beraktivitas lagi," tutur warga Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, ini seraya mengucap syukur.
Irfan menceritakan, kaki kirinya terpaksa diamputasi karena ia menderita penyakit diabetes pada enam bulan yang lalu. "Karena diabetes saya berhenti bekerja setahun yang lalu. Pada enam bulan yang lalu kaki saya diamputasi," kata Irfan.
Saat kedua kakinya masih lengkap, Irfan berprofesi sebagai pemangkas rambut. Pemangkas rambut asal Banyuresmi Garut selama ini telah terkenal di sejumlah wilayah Indonesia.
"Mudah-mudahan bisa bekerja lagi," tuturnya.
Editor : ii Solihin