JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali kegiatan ibadah umroh bagi jemaah asal Indonesia.
Namun, pemerintah hingga kini masih belum menetapkan tanggal dimulainya pengiriman jemaah umroh ke Tanah Suci. “Belum bisa dipastikan kapan bisa mulai kirim,” kata Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Eko Hartono saat dihubungi, Selasa (12/10/2021).
Dia mengatakan pengiriman jamaah umroh akan dilakukan jika pembahasan teknis antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi selesai dilaksanakan. Eko pun meminta agar masyarakat Indonesia bersabar.
“Jadi mohon agar masyarakat bersabar menunggu penyelesaian tingkat teknis tersebut. Semoga gak lama,” tuturnya.
Perlu diketahui hal teknis yang dibahas salah satunya terkait dengan keharusan karantina selama lima hari, jika belum memenuhi syarat vaksin yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi.
“Untuk karantina itu bagi yang tidak penuhi syarat kesehatan. Seperti belum booster padahal vaksinnya Sinovac atau baru sekali vaksin dan sebagainya. Lalu karantina lima hari dilakukan di hotel yang ditunjuk,” ujarnya.
Seperti diketahui sebagian besar masyarakat Indonesia divaksin dengan sinovac yang mana belum masuk dalam daftar merk vaksin yang disetujui Pemerintah Arab Saudi. Eko berharap agar jemaah Indonesia tidak perlu karantina tapi ada beberapa hal yang harus dilakukan jika umroh tanpa karantina.
“Kita berharap tidak ada yang karantina karena akan kurangi waktu ibadah,” ujarnya.
“Makanya diusahakan jamaah penuhi syarat vaksin dua kali (sinovac) plus booster. Atau dapat vaksin dua kali dengan menggunakan yang disetujui Saudi sejak lama yaitu Pfizer, Moderna, Johnsons dan Astrazeneca dengan demikian langsung bisa umroh tanpa, karantina,” paparnya.
Namun begitu, dia mengatakan untuk pemenuhan syarat tanpa umroh tanpa karantina juga tidak mudah. Misalnya saja terkait vaksin booster yang mana tidaklah mudah karena masyarakat Indonesia belum semua tervaksinasi.
Di sisi lain bisa saja menambah waktu umroh agar dapat melakukan karantina terlebih dahulu. Terkait hal itu, Eko mengatakan bahwa hal tersebut ranah privat karena menyangkut biaya.
“Ini kan ranah privat. Tergantung masing-masing karena terkait biaya,” katanya.
Eko mengatakan bahwa saat ini tengah dibahas bersama Pemerintah Arab Saudi terkait jalan keluar terbaiknya. “Makanya lagi dibahas dengan Saudi gimana jalan keluarnya ini,” katanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta