Setelah itu, Pak Ateng ditugaskan Ustaz Mukhsin membawa tiang-tiang tebal yang disumbangkan untuk pembangunan masjid.
Ketika memasuki masjid, langkahnya terasa berat dan wajahnya pucat melihat beberapa tulisan kaligrafi di tiap sudut masjid.
Pak Ateng sering dibilang keras hati dan sangat anti-Islam. Namun tidak disangka ia menangis ketika memeluk tiang masjid.
"Ya Allah, kenapa aku ada di sini? Ya Allah, seumur-umur, saya sudah 60 tahun, enggak pernah menginjak kaki ke sini," ucap Pak Ateng.
Setelah itu, Pak Ateng masih menangis sambil memegang tiang masjid dan dicium tiang tersebut sambil berkata," Ya Allah, kalau memang saya ingin mengubah hidup, saya ikhlas."
Saat Pak Ateng mendapat hidayah dari Allah SWT. Pak Ateng sering berbincang dengan Ustaz Mukhsin untuk membahas soal agama Islam.
Setelah itu, Pak Ateng pun mantap mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi jadi mualaf.
Usai menjadi mualaf, Pak Ateng rajin dakwah untuk keluarganya sendiri. Sang istri masih dalam proses masuk Islam, sementara anak dan cucunya sudah jadi mualaf.
Editor : Hikmatul Uyun