"Satu chek point di wilayah Cilawu, terus Limbangan dan Malangbong, kemudian daerah Leles dan Kadungora, kemudian wilayah Cibalong karena merupakan peluang masuknya ternak sapi melalui jalur lintas selatan," terangnya.
Ia menyampaikan, pengetatan jalur masuk hewan kurban ini akan dilakukan pihaknya menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah, yang dimana Satgas PMK ini nantinya akan mengawasi setiap hewan ternak yang datang dari luar daerah.
"Perlu dipastikan bahwa ternak itu harus sehat yang dinyatakan oleh sertifikat veteriner atau SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan), apakah sapi itu sehat? Nah itu dinyatakan oleh SKKH, dan juga dipastikan fisiknya apakah sehat atau nggak," jelas Sofyan.
Kemudian ia menyebutkan, pada H-10 menjelang Idul Adha, pihaknya akan memastikan hewan ternak untuk kurban sudah tersedia di kandang-kandang penjual, dan para penjual pun harus memastikan bahwa tempat berjualannya telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh pihak Satgas PMK.
Menurutnya, sejak dahulu masyarakat Garut memiliki ketergantungan dengan sapi dari luar, karena keragaman jenis dan harganya yang relatif terjangkau. Meskipun begitu, ia menambahkan, bahwa sebetulnya ketersedian sapi di Garut cukup melimpah.
"Sebenarnya presentase yang kena (PMK) itu hanya beberapa persen, tidak besar. Sapi di Garut itu kita punya populasi 28 ribu, sedangkan kemarin kebutuhan (untuk kurban) memotong itu berdasarkan informasi dari Kementerian Agama (Kemenag), hanya di 2.500 ekor sapi, jadi kalau memang kita memiliki 28 ribu, maka jumlah kebutuhan tersebut hanya sekitar 10 persen, yang bisa terpenuhi (kebutuhan untuk kurban)," paparnya.
Editor : ii Solihin