Ia berharap, semua yang telah dibahas dalam rakor ini dapat termanifestasikan dalam bentuk dokumen yang sah dan baik, karena penilaian pertama yang dilakukan adalah dilihat dari dokumennya, jika dokumennya baik maka setengah keberhasilan sudah dapat diraih.
Nurdin Yana mengungkapkan, sampai saat ini masih terdapat persoalan yang belum terpetakan, khususnya yang menyangkut masalah infrastruktur dan jalan yang kurang refresentatif.
“Insya Allah sudah dimintakan kepada temen-temen teknis untuk melakukan treatment tadi, sehingga dapat disampaikan sebelum penilaian datang kepada kita, itu poinnya seperti itu,” tuturnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan DPPKBPPPA Garut, Iryani menyampaikan, P2WKSS ini merupakan sebuah program yang rutin dilaksanakan setiap tahun, dan pembinaannya dilakukan selama satu tahun. Iryani menuturkan, sasaran dari program P2WKSS ini adalah desa atau kelurahan yang memiliki kriteria kurang baik, dari tingkat kesehatan, ekonomi, maupun pendidikan.
Ia memaparkan, dalam pelaksanaan program P2WKSS tahun ini pihaknya memilih Kelurahan Sukajaya untuk dijadikan lokus program PWKSS, yang mendapatkan pembinaan dari seluruh SKPD dan stakeholder lain, di mana Kelurahan Sukajaya sendiri memiliki angka stunting paling tinggi di Kecamatan Tarogong Kidul.
“Sukajaya karena di Sukajaya itu masih (kurang). Contoh nih ya, dari kesehatan stunting paling tinggi ada 116 balita stunting otomatis kan kalau ada stunting tinggi, berarti kan baik itu (dipengaruhi) pengasuhan, baik itu PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)-nya, kemudian airnya, penataan lingkungannya nah itu kan mempengaruhi stunting,” ucapnya.
Editor : ii Solihin